Menuju Penulis Professional Bagian Pertama


Menuju Penulis Professional Bagian Pertama
Oleh Dr. Hj. Khairiah, M.Pd

Proses Memulai Menulis

Untuk menjadi penulis professional harus memiliki modal. Menurut Cahyadi Takariawan ada 6 (enam) modal untuk menjadi penulis professional;
1.  Memiliki tekad yang mantap. Tekad yang mantap merupakan memiliki ketetapan hati, kokoh dan kuat, hati tidak berubah, tidak tergoyahkan, dan memiliki kestabilan jiwa, jika terjadi sesuatu masalah, maka dengan berbagai hal berupaya sekuat tenaga dengan hati yang kokoh mencari solusi   dan menyelesaikan masalah tersebut;
2.  Banyak membaca. Jika ingin menjadi penulis professional harus banyak membaca, baca apa saja, seperti; koran, tabloid, majalah, buku referensi, website, jurnal dan lain sebagainya. Semakin banyak membaca semakin kaya kosa kata, banyak nuansa dan semakin banyak bahan-bahan tulisan kita;
3.  Banyak bergaul. Dengan bergaul membuat kita lebih sehat secara rohani dan jasmani, karena pergaulan dapat berpengaruh besar pada diri kita seperti membuang pikiran negatif yang tidak baik bagi kondisi psikologis kita, kemudian dengan bergaul dengan teman dapat membantu mengembangkan keterampilan menempatkan diri pada posisi orang lain, sehingga kita bisa menjadi orang lebih berempati dan memahami orang lain, hidup lebih realistis, dengan banyaknya bergaul, berinteraksi, maka semakin banyak mendapatkan dinamika, pengalaman hidup orang lain, sehingga semakin banyak bahan tulisan dan semakin kaya tulisan kita sesuai realita yang dihadapi masyarakat;
4.  Belajar Bahasa dan kosa kata. Untuk menjadi penulis professional bersedia belajar Bahasa dan kosa kata, sekali waktu membuka kamus KBBI agar lebih mengerti dan lebih paham, membaca tulisan orang lain atau buku terutama buku penulis terkenal agar mengetahui letak kosa kata sehingga tulisan kita menjadi baik, kemudian banyak menulis hasil bacaan kita, sehingga kita mengetahui tatacara membuat kalimat dan paragraph;
5.  Memiliki sarana untuk menulis, seperti; handphone, laptop, computer, gadget (untuk memudahkan komunikasi dan mudah mengakses informasi untuk mencari berita-berita actual yang sedang booming dibicarakan), smartphone (mempermudah mengetahui segala informasi, mampu menyimpan ratusan hingga ribuan dokumen penting) atau boleh dengan menyewa, pinjam dan atau juga tulis di buku dengan bullpen kemudian ditulis ulang dilaptop. Jangan pernah merasa berat untuk menghadirkan sarana menulis, karena dengan menulis sangat banyak manfaatnya dijamin tidak akan rugi;
6.  Memiliki tekad untuk melahirkan karya-karya yang bermutu, mencerahkan, dan bermanfaat bagi orang lain dan masyarakat. Menulis merupakan proses melahirkan sebuah tulisan, jika tekad sudah mantap, maka apapun kendala, hambatan dapat diatasi untuk menghasilkan karya-karya yang bermutu.

Proses Memulai Menulis

Untuk memulai menulis harus dipenuhi hal-hal sebagai berikut:
1.  Tentukan bentuk dan jenis tulisan, seperti; apakah tulisan kita bersifat fiksi atau non fiksi. Fiksi artinya sebuah proses naratif yang sifatnya imajinasi atau karangan non ilmiah dari penulis dan bukan berdasarkan kenyataan, namun berdasarkan imajinasi atau pikiran seseorang. Contoh; novel, cerpen, sinetron, drama, telenovela, film komedi dan lain sebagainya. Sedangkan non fiksi adalah tulisan yang isinya suatu karya seni yang sifatnya factual atau berdasarkan kenyataan dan mengandung kebenaran didalamnya, non fiksi berarti bukan imajinasi atau bukan rekaan penulisnya;
2.  Tentukan tema. Tema adalah suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang sesuatu hal dalam membuat suatu tulisan. Tema merupakan hal yang paling utama dilihat oleh para pembaca, jika suatu tema menarik, maka memberi nilai lebih pada tulisan tersebut. Dengan demikian tema merupakan hal penting dan sangat strategis;
3.  Tetapkan sasaran (siapa yang disasar). Contoh: setiap pangsa pasar memiliki jenis dan corak pangsa pasar tersendiri, misalnya; jika sasaran pembaca tulisan kita adalah anak-anak, maka jenis dan corak tulisan harus disesuaikan dengan anak-anak seperti tulisannya menggunakan foundnya besar, banyak gambar-gambar dan warna warni sesuaikan dengan gaya anak-anak. Demikian juga jika sasarannya remaja, maka harus disesuaikan dengan gaya dan Bahasa remaja, demikian pula jika sasarannya orang dewasa, maka harus disesuaikan dengan orang dewasa, tentukan segmennya, dan setelah disesuaikan segmennya maka baru dapat kita lakukan corak tulisan kita; 
4.  Membuat kerangka atau outline tulisan. Kerangka atau outline merupakan rancang penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistemis, logis, jelas, terstruktur  dan teratur. Hal ini dapat bermanfaat untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh dan terarah, untuk menyusun karangan secara teratur, untuk memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda, untuk menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih, untuk memudahkan penulis mencari materi pembantu. Kerangka tulisan ada yang ditulis, ada yang hanya ada dalam pikiran/benak kita. Contohnya; Penulisan artikel popular, memiliki postur tulisan seperti: pendahuluan, isi dan penutup. 
5.  Memulai menulis. Menulis merupakan proses kreatif yang memerlukan modal dasar dan proses untuk melahirkan sebuah tulisan. Memulai menulis dengan prinsip menulis dimulai dari hal yang paling mudah agar memberikan spirit untuk terus menulis. Contoh dalam membuat buku seperti kata pengantar, pendahuluan dan bab per bab. Maka dalam menulis tidak harus kata pengantar yang harus kita tulis pertama, kemudian pendahuluan. Pilih saja yang paling mudah untuk menjamin kelancaran, membentuk situasi emosi. Mulailah dari yang paling mudah, untuk membentuk semangat, spirit, motivasi. Dan tidak ada cara lain selain mulai menulis dan terus menulis, terus menulis.  

 Sosialisasi Tulisan

Setelah menulis, selanjutnya harus dilakukan cara menyosialisasikan tulisan kita. Sosialisasi merupakan proses sosial setiap mendapatkan sikap untuk berperilaku sesuai dengan perilaku orang-orang sekitarnya, atau menjadi anggota masyarakat yang partisipatif.  Dengan demikian proses sosialisasi tulisan kita supaya masyarakat tau dan mau membaca tulisan kita dan mau bersikap dan berperilaku sesuai dengan tulisan kita, maka perlu disosialisasikan melalui tempat sebagai berikut:
1.  Media sosial, seperti; Chatting, FB, WA, Instagram, dengan menulis narasi yang panjang, sehingga dengan media ini tulisan kita mendapatkan sara-saran, kritik-kritik yang sifatnya membangun.
2.  Website, blogspot, dan portal, ini sifatnya agak lebih serius dari pada chatting, FB, WA, Instagram.
3.  Media-media yang tercetak seperti; koran, majalah, tabloid, bulletin, jurnal yang berbentuk cetak. Biasanya media ini melalui proses tim reviwer, diseleksi atau bersifat kompetisi. Seleksi dengan melakukan evaluasi apakah tulisan kita sudah layak untuk dimuat pada koran, majalah, tabloid, bulleting, dan jurnal dalam bentuk cetak;
4.  Dalam bentuk buku. Buku merupakan sarana melakukan sosialisasi dalam proses tersendiri. Didalam menulis buku tidak harus mampu ketiganya seperti membuat bahan tulisan, mengedit tulisan dan mempublikasikan tulisan, karena pekerjaan ini bersifat terpisah-pisah, boleh menggunakan tenaga orang lain untuk mengedit dan mempublikasikan buku kita. Namun dianjurkan kita mampu ketiganya yaitu mampu menulis bahan, mengedit dan mampu mempublikasikan buku kita.      

Dengan demikian untuk menjadi penulis professional adalah dengan memulai menulis, terus menulis dan terus menulis, mengedit dan mempublikasikan/ menyosialisasikan tulisan kita, demikian yang dapat saya tulis, semoga menjadi penulis professional
Semoga bermanfaat dan Berkah.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAHAN AJAR MATA KULIAH DASAR-DASAR PENDIDIKAN

Contoh Pembelajaran Berbasis Riset Mata Kuliah Evaluasi Kelembagaan An. Ahmad Isna Muhdi

BAHAN AJAR MATA KULIAH: ILMU PENDIDIKAN ISLAM